Total Tayangan Halaman

Selasa, 24 Desember 2013

Bahan kuliah

Mata kuliah study TARJAMAH
A. Definisi Tarjamah
Untuk memberikan definisi tentang terjemah, kita dapat membedakannya dari dua sudut pengertian, yaitu pengertian secara etimologi (bahasa) dan pengertian secara terminologis (istilah).
Secara Etimologi (bahasa)
Kata terjemahan berasal dari bahasa Arab “ ترجمة “ (tarjamah) kata tersebut kedudukannya sebagai masdar, yaitu dari Fîil Mâdhi Rubâ I al-Mujarrad “ ترجمة “ yang bentuknya terjadi sebagai berikut:
ترجمة، يترجم، ترجمة، وترجاما، ومترجما، فهو مترجم، وذاك مترجم، ترجم لا تترجم،
مترجم، مترجم.
Lafadz terjemah di dalam kamus al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lâm, menunjukan salah satu dari empat makna berikut:
1. Menafsirkan suatu kalam (pembicaraan) dengan menggunakan bahasa lain.
2. Memindahkan suatu kalam (pembicraan) kepada bahasa yang mudah.
3. Menceritakan biografi seseorang.
4. Pendahuluan dari sebuah kitab
Muhammad bin Salih al-‘Asimaini di dalam kitab Uşul fi al-Tafsir, mengatakan bahwa kata terjemah secara bahasa ialah:
الترجمة لغة : تطلق على معان ترجع الى البيان والايضاح.
“Terjemahan secara bahasa adalah menetapkan suatu ma’na yang mampu memberikan keterangan dan kejelasan.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijumpai arti terjemah, yaitu “menyalin (memindahkan) dari suatu bahasa kedalam bahasa lain atau mengalih bahasakan.
Dari penjelasan etimologi terjemah diatas dapat dipahami bahwa substansi dari terjemah adalah memindahkan bahasa pokok kepada bahasa sasaran (dalam hal ini dari bahasa Arab kepada bahasa Indonesia).
Secara Terminologi (istilah)
Kemudian kata terjemah yang dalam bahasa Arab-nya disebut “ ترجمة “ menurut Istilah pengertiannya sebagai berikut:
Muhammad bin Salih al-‘Asimaini di dalam kitab Usul fi al-Tafsif, mengatakan:
وفى الإصطلاح : التعبير عن الكلام بلغة أخرى.
“Terjemah secara istilah yaitu, menerangkan suatu kalam (pembicaraan) dengan menggunakan bahasa yang lain.”
Menurut Abu al-Yaqzan ‘Atiyyah al-Jaburi di dalam kitab Dirasat fi al-Tafsir wa Rijalihi:
نقل الكلام من لغة إلى لغة أخرى بدون بيان معنى الأصل المترجم عنه.
“Memindahkan suatu kalam (pembicaraan) dari satu bahasa kedalam bahasa yang lain dengan tidak menerangkan ma’na asal dari kalam yang diterjemahkan.”
تفسير الكلام وبيان معناه فى لغة أخرى.
“Menafsirkan suatu kalam (pembicaraan) dan juga menerangkan ma’na kalam tersebut di dalam bahasa yang lain.”
Menurut Muhammad ‘Abdul ‘Azim al-Zarqani di dalam kitab Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an:
تبليغ الكلام لمن لم يبلّغه
“Menyampaikan kalam (pembicaraan) dengan memakai bahasa orang yang belum pernah menerimanya.”
تفسير الكلام بلغته التى جاء به
“Menafsirkan kalam (pembicaraan) dengan memakai bahasa kalam itu sendiri.”
تفسير الكلام بلغته غير لغته
“Menafsirkan kalam (pembicaraan) dengan memakai bahasa selain bahasa kalam itu.”
نقل الكلام من لغة إلى أخرى
“Mengalihkan suatu kalam (pembicaraan) dari suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain.”
Dari keempat pendapat tentang pengertian “terjemah” yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa kataترجمة ” “ dalam tuturan bahasa Arab meliputi berbagai makna bahkan pengertian kata “ ترجمة “ ini sering dikaitkan pada situasi dimana kata itu diucapkan. Namun secara ‘urf’ (umum) dapatlah kiranya diketahui bahwa terjemah, yaitu memindahkan suatu kalam (pembicaraan) dari suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain dan mengungkapkan suatu pengertian dengan suatu kalam yang lain dalam bahasa yang lain, dengan memenuhi arti dan maksud yang terkandung di dalam pengertian tadi.
Selain pengertian di atas, juga terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli dibidang bahasa, antara lain yaitu Catford (1965), menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan ia mendefinisikan terjemah yaitu “mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran” . Selain Catford Newmark (1988) juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi. Menurutnya terjemah yaitu “menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang.” Sedangkan Ibnu Burdah mendefinisikan terjemah dengan sangat sederhana sebagai “usaha memindahkan pesan dari teks berbahasa Arab (teks sumber) dengan padanannya ke dalam bahasa Indonesia (bahasa sasaran).”
B. Metode Penerjemahan
Ustadz Al-hasan Azzayat mengatakan dikalangan bangsa Arab terdapat dua aliran sebagaimana yang disebut oleh as-Shafadi, Aliran pertama, ialah aliran yang dianut Johanes Patriarch, Ibnu Na’imah al-Himshiy dan lainnya. Aliran ini memusatkan pandangan untuk mencari padanan setiap kata Yunani beserta kandungan maknaknya dari kata-kata Arab. Cara ini kurang baik disebabkan dua hal: pertama, tidak semua kata-kata Yunani terdapat padanannya dalam kosa kata bahasa Arab. Kedua, adanya perbedaan ciri-ciri susunan sintaksis antara satu bahasa dengan bahasa lain.
Aliran kedua, adalah cara yang dianut oleh Hunain bin Ishaq, Al-Jauhari dan lain-lainnya. Aliran ini berpokok pangkal kepada penguasaan seorang penterjemah terhadap konsep yang dikandung kalimat, kemudian ia mengungkapkan konsep tersebut dengan kalimat yang seimbang.
Dari dua aliran yang di ungkapkan oleh Al-Hasan Azzayat di atas, akhirnya melahirkan dua metode penerjemahan secara garis besar, sebagaimana yang diungkap oleh beberapa ahli. Dua metode tersebut, yaitu terjemahan harfiah (الترجمة الجرفية ) dan terjemahan bebas (الترجمة المعنويى ). Dibawah ini, penulis akan mengutip beberapa pengertian tentang dua metode penerjemahan di atas yang didefinisikan oleh beberapa ahli.
Muhammad Mansur dan Kustiwan merumuskannya, sebagai berikut:
   الترجمة الحرفية : نقل الكلام من لغة إلى أخرى وتراعى فى ذلك محاكاة الأصل فى عدد كلماته ونظمها وترتيبها. فهى تشبه وضع المرادف مكان مرادفها.
“Terjemahan harfiah ialah terjemahan yang memperhatikan peniruan teks asli dalam jumlah kata, susunan dan urutannya. Jadi, terjemahan harfiah mirip dengan menyusun kata-kat di tempat padanannya.”
والترجمة المعنوية : شرح الكلام وبيان معناه بلغة أخرى مراعاة مكافأة ل ص فى المعانىوالأغراض، واستقلال صيغة الترجمة عن الأصل، بحيث يمكن أن يستغنى بها عنه، كأنه لا أصل هناك ولا فرع.
“Terjemahan maknawiyah (bebas), yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain sambil memperhatikan kesepadanan makna dan maksud bahasa asal serta kenetralan redaksi, sekirannya cukup dengan terjemahan yang seolah-olah bukan terjemahan.”
Manna’ Khalil al-Qattan mendefinisikan kedua metode itu, sebagai berikut:
الترجمة : وهى نقل الألفاظ من لغة إلى نظائرها من اللغة الأخرى بحيث يكون النّظم موافقا للنظم، والترتيب موافقا للّترتيب.
“Terjemahan harfiyah, yaitu mengalihkan lafazh-lafazh dari suatu bahasa ke dalam lafazh-lafazh yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan tertib bahasa pertama.”
الترجمة التفسيرية والمعنوية : وهى بيان معنى الكلام بلغة أخرى من غير تقييد بترتيب الكلمات الأصل أمراعاة للنظم.
“Terjemahan tafsiriyyah atau terjemahan maknawiyyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnaya.”
Sedangkan Newmark (1988) juga mengajukan dua metode penerjemahan, yaitu (1) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber (BSu); (2) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran (BSa). walaupun kemudian, Newmark menjelaskannya menjadi delapan metode penerjemahan, yaitu penerjemahan kata-demi-kata, Penerjemahn harfiah, penerjemahan setia, penerjemahan semantik, penerjemahan adaptasi (saduran), Penerjemahan bebas, penerjemahan idiomatik dan penerjemahan komunikatif.
Dari beberapa definisi tentang metode penerjemahan yang diungkapkan di atas, penulis merasa perlu untuk mejelaskan kedua metode tersebut, agar lebih jelas serta mudah dipahami.
Terjemahan harfiyah, melingkupi terjemahan-terjemahan yang sangat setia terhadap teks sumber. Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan penerjemah terhadap aspek tata bahasa teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan sebagainya. Akibat yang sering muncul dari terjemahan ini adalah, hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Metode terjemahan ini sangat populer dipraktekan di Eropa pada abad pertengahan dan berkembang secara meluas, terutama sekali pada naskah yang dianggap sakral; kitab-kitab suci sebagai suara yang diwahyukan Tuhan. Terjemahan ini pula sampai sekarang masih dilakukan terhadap Kitab Suci, misalnya Injil dan Al-Qur’an.
Adapun yang dimaksud dengan terjemahan bebas (Tafsiriyyah), bukan berarti seorang penerjemah boleh menerjemahkan sekehendak hatinya, sehingga esensi terjemahan itu sendiri hilang. Bebas di sini berarti seorang penerjemah dalam menjalankan misinya tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur kalimat yang terdapat pada naskah yang berbahasa sumber. Ia boleh melakukan modifikasi kalimat dengan tujuan agar pesan atau maksud penulis naskah mudah dimengerti secara jelas oleh pembacanya.
Disinilah seorang penerjemah hendaknya sadar bahwa dirinya bukanlah penulis naskah asli, dan naskah itu bukan miliknya. Ia hanya berkewajiban menjembatani pikiran penulis asli dengan masyarakat pembaca yang tidak mengerti bahasa yang dipergunakan penulis asli. Ia hanya membuka jalan sesuai dengan maksud yang terkandung dalam naskah bahasa aslinya. Karena orientasi penerjemah harus begitu, maka prioritas utama akan jatuh pada bentuk dan struktur kalimat yang digunakan penulisnya.
Dis RADUTTORE TRADITORE”, yang artinya “Penterjemah adalah penghianat”, karena si penterjemah sering tidak pas dalam memilih arti kata-kata sehingga menyimpang dari maksud yang dikehendaki pengarang teks asli.

inilah kesulitan yang selalu dihadapi oleh seorang penerjemah, berbeda dengan seorang pengarang yang bebas mengungkapkan apa yang ada dalam dirinya langsung dengan pena dan bahasanya, sedangkan seorang penerjemah, ia tidak bebas dalam memilih kata-kata dan susunan kalimat. Selain itu pula, seorang penerjemah harus memindahkan suatu konsep dari suatu bahasa yang berbeda sama sekali dengan bahasanya, serta harus mengetahui gambaran alam dan lingkungan seorang pengarang.
Karena kesulitan itulah, seorang penerjemah sering terperosok dalam kekeliruan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuannya atau kurangnya sikap hati-hati dalam memilih kata-kata, susunan kalimat dan makna, sehingga wajarlah jika penterjemah acap kali dituduh sebagai penghianat, seperti yang dikatakan pepatah Itali 

Kamis, 14 November 2013

online: PENGARUH PROGRAM KB TERHADAP PENGENDALIAN PENDUDUK...

online: PENGARUH PROGRAM KB TERHADAP PENGENDALIAN PENDUDUK...: PENGARUH PROGRAM KB TERHADAP PENGENDALIAN PENDUDUK 1 . Pengertian Penduduk Penduduk  adalah : Ø   Semua orang yang mendiami suatu ...

PENGARUH PROGRAM KB TERHADAP PENGENDALIAN PENDUDUK

PENGARUH PROGRAM KB TERHADAP PENGENDALIAN PENDUDUK
1. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah :
Ø Semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau jangka waktu tertentu. ( Sarwono, “ Ilmu Kebidanan “ Hal 900 ).
2. Latar Belakang Program KB
" Sejarah KB
Program yang berjalan sekarang ini di prakarsai oleh beberapa orang tokoh di dalam dan luar negeri yang menarh perhatian terhadap masalah kesehatan ibu Pada awal abad 19, di inggris usaha untuk Keluarga Berencana di pelopori oleh Maria Stopes ( 1880 – 1950 ), sedangkan di Amerika diupayakan oleh Margareth Sanger ( 1883 – 1966 ) dengan programnya birth control dan merupakan pelopor keluarga berencana modern. Sejak saat itu dimulailah pendirian berbagai macam organisasi dan perkumpulan Keluarga Berencana. Organisasi dan perkumpulan ini sering mengadakan konferensi untuk membicarakan berbagai masalah dan upaya tentang keluarga berencana di dunia.
Di Indonesia sendiri pencanangan tentang program KB juga sudah dimulai, ini dibuktikan dngan berdirinya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), walaupun sebelumnya telah ada usaha – usaha untuk mengatasi kehamilan karena tingginya Angka Kematian Bayi ( AKB ) yang diupayakan oleh Berbagai pihak terutama para dokter dari Rumah Sakit di daerah Jawa. Pada 23 Desember 1957 PKBI resmi didirikan dengan Dr.R.Soeharto sebagai ketua. PKBI memperjuangkan terciptanya keluarga sejahtera dengan 3 macam usaha :
1. Mengatur dan menjarangkan kehamilan.
2. Mengobati kemandulan.
3. Memberi nasehat kehamilan.
Pemerintah kemudian mendirikan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Kepres RI no.8 tahun 1970.
1
Program KB mulai dilaksanakan secara nasional pada tahun 1970, yang bertujuan :
1. Untuk mengendalikan jumlah penduduk, karena pada saat ituIndonesia mengalami ledakan penduduk ( baby boom ) dengan pertumbuhan hampi 5 % per tahun.
2. Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak.
Semua ini bermuara pada tujuan yang lebih besar yakni mewujudkan keluarga Indonesia yang berstruktur kecil dan sejahtera.
Setelah sukses mengendalikan laju dan pertumbuhan penduduk menjadi 1,49 % per tahun pada 2003 lalu dari 2,34 % tahun 1970 – 1980 serta telah mampu menurunkan rata – rata angka kelahiran atau total fertility rate dari 5,6 anak per Wanita Usia Subur (WUS) pada tahun 70-an menjadi 2,6 anak per WUS tahun 2002-2003 (Sumber:SDKI.
" PENGERTIAN KB
1. Keluarga Berencana adalah :
Ø Perencanaan kehamilan , sehingga kehamilan itu terjadi pada waktu seperti yang diinginkan, jarak antara kelahiran diperpanjang, untuk membina kesehatan yang sebaik – baiknya bagi seluruh anggota keluarga, apabila jumlah anggota keluarga telah mencapai jumlah yang dikehendaki (WHO technical series).
2. Keluarga Berencana adalah :
Ø Suatu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjararangan kehamilan.
Buku Perawatan III Unit F hal 132 )
3. Keluarga Berencana :
Ø Merupakan suatu usaha untuk membantu mengatur jumlah anak dalam keluarga agar terwujud keluarga sejahtera. (http/mediaonline.co.id )
2
4. Keluarga Berencana merupakan :
Ø Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. (http/www.bkkbn.go.id).
" TUJUAN PROGRAM KB
a. Tujuan Umum :
Ø Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia, sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengenalikan kelahiran, sekaligus dalan rangka menjamin terkenalinya pertumbuhan penduduk di Indonesia.
b. Tujuan Khusus :
Ø Menurunkan angka kelahiran kasar setiap tahunnya, maka untuk mencapai tujuan tersebut Program KB diarahkan pada dua sasaran :
1) Sasaran lansung dengan pemakaian kontrasepsi pada pasanagan usia subur (PUS/ELCO:Eligablo couple) secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif dan dampaknya lansung penurunan fertilitas.
2) Sasaran tidak lansung yang mendukung program KB, diantaranya Organisasi – organisasi, LSM, PKK, Organisasi profesi, dan bernagai pihak yang mendukung pelembagaan NKKBS.
" SASARAN PROGRAM KB
1. Sasaran Umum
· PUS usia muda yang belum ber-KB.
· PUS istirahat yang sudah ber-KB.
· Pelaksana dan pengelola KB.
· Pemuda terutama remaja yang mencakup penanaman dan penghayatan NKKBS.
· Kelompok masyrakat yang masih sukar diajak ber-KB dan keluarga masyarakat di daerah terpencil. 3
· Kaum pria sebagai usaha dalam pelaksana pogram dan melembagakan NKKBS.
· Program kesejahteraan ibu dan anak yang mengarah pada kesejahteraan bayi dan ibunya.
2. Sasaran Pelayanan Keluarga Berencana
· PUS yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi.
· PUS yang ingin menjarangkan kehamilan demi kesehatan ibu dan anak.
· PUS yang ingin membatasi jumlah anak.
· Keluarga yang memiliki lebih dari 5 anak.
" MANFAAT KB
Ø Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan.
Ø Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.
Ø Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan. Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi.
4
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan berkeluarga.
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh.
" PENGARUH KB TERHADAP PENGENDALIAN PENDUDUK
Program Keluarga Berencana merupakan usaha lansung yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas.
1. Pengaruh positif Program KB
Ø Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.
Tingkat keberhasilan program KB ini dibuktikan dari data yang di dapat yakni angka kelahiran total dari 2,7 % (SDKI 2000) turun menjadi 2,5 % (SUsenas 2004), sedangkan laju pertumbuhan penduduk menunjukkan angka 2,86 % (SP 1990) menjadi 1.17 % ( 2000 ).
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang pembangunan. 5
Dengan terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pembangunanIndonesia yang berkualiatas.
2. Pengaruh negatif Program KB
Ø Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.
Ø Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.

GAMPONG PANDEE MURUPAKAN SAKSI SEJARAH

 GAMPONG PANDEE MURUPAKAN SAKSI SEJARAH 


                 


Matee ma meupat jeurat, mate adat hana teupat mita

Sebuah situs sejarah yang luput dari amatan publik yakni Gampong Pande di Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. Di tempat itu kini terpampang prasasti penetapan hari jadi Kota Banda Aceh. Gampong Pande merupakan cikal bakal ibu kota Provinsi Aceh.

Dalam beberapa naskah seperti Atjeh-Nederlandsch Woordenboek (Kamus Aceh-Belanda) Jilid Pertama menyebutkan bahwa lingkungan istana itu disebut dengan Kampong Pandee atau lengkapnya Gampong Pande Meunasah Kandang.

Lingkungan Istana itu mencakup Gampong Jawa, Pande, Peunayong, Lambhuk, Leung Bata, Lamseupeung, Ateuk, Batoh, Baro, Keudah, Pasar Meuseujid Raya dan Peulanggahan.

Ketua Atjeh Ethnic Institute Haekal Afifa mengemukakan, dalam naskah silsilah Kesultanan Aceh yang terdapat di University Malaysia, Gampong Pande itu merupakan pusat penyebaran Agama Islam pada tahun 510 H (1116 M).

Penyebaran itu dipimpin ulama besar Syaikh Abdurrauf Tuan Syaikh Bandar al Muqallab Tuan di Kandang dan putranya bernama Sultan Johan Syah yang menjadi raja di Gampong Pande

Ketika penaklukan Dinasti Liang oleh Meurah Johan dan Tgk Chik Lampeuneu"eun (Syiah Hudan/Syech Abdullah Kan"an) di Bandar Lamuri, Pusat Kerajaan Islam Lamuri dipindahkan Meurah Johan ke dekat Kuala Alue Naga.

"Sebenarnya Gampong Pande itu bukan satu tempat saja, tetapi mencakup dalam lingkungan istana. Jadi tidak heran jika ada beberapa tempat namanya juga Gampong Pande," kata Haekal Afifa.

Gampong Pande menjadi pusat kerajaan dibangun oleh Sultan Johan Syah setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu/Budha Indra Purba dengan ibukotanya Bandar Lamuri.

Beberapa catatan menyebutkan Kota Lamuri adalah "Lam Urik" yang sekarang terletak di Aceh Besar. Akan tetapi, menurut Dr NA Baloch dan Dr Lance Castle, yang dimaksud dengan Lamuri adalah Lamreh di Pelabuhan Malahayati (Krueng Raya sekarang).

Sedangkan istananya dibangun di tepi Kuala Naga (kemudian menjadi Krueng Aceh) di Gampong Pande sekarang ini dengan nama "Kandang Aceh".

Banyak Arkeolog meneliti di Gampong Pande. Bahkan banyak makam-makam yang sudah tertanam lumpur. Salah satu makam Sultan Firman Syah, cucu Sultan Johan Syah.

"Ada banyak peninggalan sejarah yang terdapat di Gampong Pande. Mungkin ribuan makam-makam sudah tertanam lumpur. Mungkin, jika diperhatikan hanya Makam Tuan di Kandang yang mendapat perawatan," katanya.

Sejarah juga membuktikan bahwa Kerajaan Islam pertama dan tertua di Asia Tenggara terdapat di Aceh. Tapi, kerajaan tertua dan pertama bukan di Gampong Pande.

Dalam beberapa literatur, Meurah Johan (pembangun Kerajaan Aceh Darussalam) dan Tgk Chik Lampeuneu"eun berasal dari Kerajaan Islam Peureulak. Jadi tidak mungkin jika dikatakan di Gampong Pande merupakan kerajaan Islam pertama.

Untuk terus dikenang hingga akhir masa, tentulah situs sejarah Gampong Pande perlu dilestarikan dan dijaga keasliannya. Terutama situs Islam di Gampong Pande yang sudah hampir terkikis, batu nisannya banyak berserakan dan terbuang ditambak.

"Pemerintah punya konsep bagaimana membangun kota budaya, bukan malah menghancurkan situs budaya dan sejarah lalu membangun kosmopolitan yang tidak punya nilai apa-apa untuk orang Aceh," ungkap Haekal Afifa .

Di luar Aceh, orang menganggap sejarah Aceh sebagai dongeng, karena kita tidak bisa merawat, menulis kembali dan membuktikan sejarah.

Oleh karena itu, kita perlu filter yang kuat untuk memisahkan bukti sejarah yang ditulis oleh orientalis-orientalis asing guna melihat sejarah yang sebenarnya dan jauh dari kepentingan asing. (Rahmad-Nuthihar, dimuat di Autobisnis, Edisi ke-du)


Inilah Kondisi 16 Anak Tuanku Raja Ibrahim (Pewaris Kerajaan Aceh)

Inilah Kondisi 16 Anak Tuanku Raja Ibrahim (Pewaris Kerajaan Aceh)



*RAJA Aceh terakhir, Sultan ‘Alaidin Muhammad Daud Syah, tahun 1904 dibuang Belanda ke Jakarta.Raja terakhir ini punya seorang anak sulung, calon Putera Mahkota Kerajaan Aceh Raya, Tuanku Raja Ibrahim. Salah satu anggota kerajaan yang masih hidup dan berdomisili di Banda Aceh adalah Tuanku Raja Yusuf dan pernah diundang khusus oleh Mahathir Muhammad (Mantan Perdana Menteri Malaysia).


Oleh T. Syamsul Alam, SE

Ditengah gemerlap pembangunan bumi Serambi Mekah dan Trilyunan Uang yang dikucurkan pemerintah pusat Jakarta baik dari dari dana alokasi umum, dana alokasi khusus juga dana bagi hasil, demikian juga pemerintah Propinsi Aceh yang sibuk mengalokasikan dana yang tidak kunjung bisa dihabiskan setiap akhir tahun Anggaran serta kesibukan anggota dewan membahas qanun ini dan itu tetapi….ada persoalan sejarah yang masih dimarginal baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah Aceh yang juga bangsa Aceh.


Belum ada satupun dari lembaga pemerintah baik yudikatif maupun legislatif yang membicara pahit getirnya hidup keturunan Sultan Aceh yang terakhir, sangat miris dan sungguh memilukan hati. Saat ini keturunan Tuanku Raja Ibrahim hampir tidak bisa hidup layak dan beberapa hidup dibawah garis kemiskinan bahkan memenuhi kebutuhan yang mendasar untuk sehari-hari saja sangat sulit, padahal dulu orang tua mereka berjuang demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat aceh serta hidup diluar istana demi bangsa Aceh. Beginikah Bangsa Aceh sekarang? dengan mudah membunuh sejarah, tidak menghargai apa itu sejarah….., kenapa di daerah lain seperti Jogyakarta mereka bisa menghargai keraton bahkan kesultanan masih eksis sampai sekarang dan didanai oleh pemerintah untuk segala sesuatu keperluan dan biaya operasional kesultanan. Jika kita melihat lebih jauh kita bisa melihat Negara tetangga kita Malaysia, Brunei dan juga lebih jauh lagi Inggris dengan Ratu Elizabetnya mereka lebih maju dan menghargai sejarah dengan mempertahankan kerajaan yang ada dan terus didukung dengan dana.


Begini gambaran hidup beberapa anak Tuanku Raja Ibrahim atau cucu Sultan Muhammad Daud Syah :


1. Tengku Putri Safiatuddin,


- Beliau adalah Putri sulung yang banyak tahu tentang sejarah Tuanku Raja Ibrahim, kini berstatus seorang Janda yang tinggal dirumah panggung kayu bekas yang lapuk bongkaran rumah orang lain, ketika tsunami rumah tersebut miring dan hampir roboh. Jika hujan perkarangan rumahnya banjir dan tergenang air, sangat sangat tidak layak, karena tidak ada perhatian dari pihak – pihak yang mendata untuk pembangunan rumah bantuan tsunami mau tidak mau dia tetap tinggal dirumah tersebut dengan beberapa cucunya, tetapi karena sakit-sakitan dan kondisi rumah yang tidak layak akhirnya seorang anaknya mengajak tinggal bersamanya untuk sementara waktu menunggu beliau sehat kembali. Saat ini beliau hidup dari belas kasihan keluarga dan sedikit bantuan anak-anaknya.


2. Teungku Putri Kasmi Nur Alam,


- Berstatus Janda dan telah meninggal beberapa tahun lalu dan selama hidup tidak pernah mempunyai rumah dan hidup bersama dirumah menantunya. Beliau orang yang sangat setia dan sangat mudah kasihan kepada orang lain meskipun uang tidak cukup untuk diri sendiri tetapi jika ada orang kesusahan minta tolong pasti dibantu uang dan tenaga (mungkin ini menurun dari prilaku Sultan). Jadi meskipun hidup bersama anaknya beliau selalu bisa mandiri untuk memenuhi kebutuhannya seperti ketika ada orang minta tolong memijat dan perawatan lain khusus wanita, beliau mendapat ucapan terima kasih berupa uang dan yang lain tanpa pernah meminta dengan tarif tertentu.


3. Tuanku Raja Zainal Abidin,


…..?


4. Tengku Putri Rangganis,


- Berstatus sebagai janda sekarang menetap di Tangse, kehidupan sehari-hari sebagai petani dan bantuan biaya dari anak-anaknya.


5. Tuanku Raja Ramaluddin,


- Telah meninggal beberapa hari setelah tsunami, almarhum bekerja sebagai anggota TNI bagian medis dengan pangkat terakhir sersan. Perbuatan terpuji beliau yang terakhir karena mengerti dengan masalah medis dengan segala kemampuannya merawat orang-orang bangsa Aceh dalam keadaan luka saat tsunami disekitar beliau, tetapi yang sangat mengharukan adalah beliau langsung meninggal setelah merawat korban tsunami, karena kelelahan berhubung usia juga yang sudah lanjut.


6. Tengku Putri Sariawar,


- Berstatus sebagai janda sekarang beliau hidup dari membantu anaknya disebuah TK di Banda Aceh


7. Tuanku Raja Mansur,


- Beliau meninggal sebelum Tsunami, dialah yang banyak mewarisi sifat Sultan Aceh terakhir seperti beliau dengan susah payah mendirikan yayasan Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah di Kampung Jawa untuk kegiatan pengajian anak-anak yatim disekitar situ dan memperjuangkan dana untuk renovasi rumah putih adat Aceh peninggalan keluarga Sultan yang akhirnya direnovasi oleh pemerintah atas bantuan Wakil Gubenur pada saat itu yaitu Bapak Azwar Abu Bakar. Pada masa konflik karena sifat bijaksananya beliau selalu melakukan mediasi antara GAM dan TNI POLRI dan pemerintah secara informal. Beliau juga sering diajak pemerintah untuk berbicara sosialisasi tentang program pemerintah di desa-desa, serta seorang yang selalu melakukan silaturahmi antara setiap rumah keluarga besar Sultan Aceh.


8. Tuanku Raja Djohan,


- Telah meninggal baru-baru ini tepatnya pada tanggal 27 Januari 2010 dengan tragis karena ditabrak oleh dump truck Hercules yang membawa material proyek daerah lameu ketika baru pulang dari berobat dipukesmas. Almarhum adalah seorang yang tuna rungu karena sesuatu hal pada masa kecil tapi kelebihannya dapat membaca dan sangat disegani dikampungnya yaitu kampung langga Aceh Pidie. Kehidupan sehari-hari beliau dalam memenuhi kebutuhan hidupnya adalah dengan bertani dan memberi doa/rajah untuk obat padi, masyarakat desa masih yakin bahwa beliau punya kelebihan sebagai Keturunan Tuanku. Sampai hari ini belum ada perhatian dari pemda untuk sekedar melayat keturunan Sultan Aceh yang meninggal dengan tragis, beliau meninggalkan seorang istri dan 2 anak perempuan.


9. Tuanku Raja Iskandar,


- ……..?


10. Tengku Putri Sukmawati,


- Berstatus sebagai seorang Janda yang hanya mengandalkan pensiun dari almarhum suaminya yang tidak seberapa dan harus berusaha menghidupi serta menyekolahkan keempat anaknya. Kehidupan beliau sepeninggal suami sangat sulit, tetapi beliau juga mewarisi sifat dari keturunan sultan yaitu tidak pernah terlihat sedih dan selalu ramah pada setiap orang, sehingga walau susah setiap orang yang datang kerumah selalu diberi minum kopi dan makan dengan tidak memandang kasta, karena keramahan beliau orang-orang yang datang baik itu tuna runggu, tidak waras tapi ajaib yang tidak waras tersebut bisa waras dirumahnya. Rezeki yang datang kepada beliau juga tidak terduga dari orang-orang sekitar dan yang datang, sehingga dalam keadaan kesusahan ada saja yang datang membantu.


11. Tuanku Raja Syamsuddin,


- Kehidupannya sangat memprihatinkan, sekarang tinggal dengan istri beliau di Lhokseumawe untk memenuhi kehidupan sehari-hari beliau adalah dengan bertani dan membawa becak dayung dan tidak mempunyai rumah sendiri. Tubuh beliau terlihat kurus karena bekerja sangat keras dan sering sakit-sakitan dan saat beliau sakit istrinya kesana kemari berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka tapi mereka tidak pernah menyerah dan mengemis kepada orang lain maupun pemerintah.


12. Tuanku Raja Muhammad Daud,


- Beliau juga tinggal di Lhokseumawe kehidupan beliau juga sangat sulit dan pedih, untuk kehidupan sehari hanya mengandalkan dari hasil narik becak mesin dan langganan bulanan untuk mengantar jemput anak-anak tetangga ke sekolah tetapi beliau tidak mau mengeluh meskipun beliau cucu dari Sultan Aceh.


13. Tuanku Raja Yusuf,


- Beliau satu-satunya anggota keluarga sultan yang lumayan mapan karena berstus sebagai pegawai negeri.


14. Tuanku Raja Sulaiman,


- Beliau tinggal di lampoh ranup Lamlo Aceh Pidie, untuk kehidupan sehari beliau berjualan minyak bensin dan oli, dengan semangat pantang menyerah beliau dengan usaha tersebut mampu menghidupi anak dan istrinya.


15. Teungku Putri Gambar Gading,


- Baru saja berstatus sebagai seorang janda tapi beliau sudah menjadi pegawai negeri mengikuti jejak abangnya Twk. Raja Yusuf meskipun susah payah dengan segala keterbatasan untuk mendapat gelar sarjana dulu.


16. Tuanku Raja Ishak Badruzzaman.


- Beliau juga tinggal di lampoh ranup Lamlo Aceh Pidie karena keterbatasan dana saat menjadi mahasiswa beliau akhir meninggalkan bangku universitas dan pergi mengaji di pasantren. Saat di pesantren beliau mendapat banyak ilmu agama dan juga ketrampilan, salah satunya adalah dibidang perabotan, akhirnya bidang tersebut menjadi dasar pekerjaan beliau sehingga sekarang punya tempat pembuatan perabot di Lamlo.



Ini seklumit kisah pilu para keturunan Kesultanan Aceh Terakhir yang dilupakan jaman dan bangsa Aceh sendiri. Sangat disayangkan keturunan Tuanku Raja Ibrahim tidak pernah dilibatkan dan kegiatan sosial budaya dan adat istiadat Aceh masa kini, juga dilembaga-lembaga seperti MAA (Majelis Adat Aceh) atau Lembaga Wali Nanggroe yang akan dibentuk nantinya. Padahal kisah dan Adat Istiadat Aceh masih bisa diketahui dari keturunan Sultan Aceh terakhir ini dan akan menjadi asset parawisata bagi pemda di jika pemerintah Aceh bisa menghargai mereka dan membuat suatu tempat atau wadah bagi keluarga Sultan ini.
by KAMARUZZAMAN,S.Pd.i

Sumber :

- sultanacheh.blogspot.com

- cutrisa.blogspot.com

Rabu, 30 Oktober 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti Islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban Islam.
Para ahli sejarah tidak meragukan hasil kerja para pakar pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah dan perkembangan ilmu beserta ilmuwan yang berpengaruh pada masa Dinasti Abbasiyah.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah?
b. Bagaimana perkembangan ilmu dan ilmuwan yang berpengaruh pada masa dinasti Abbasiyah?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah
b. Untuk mengetahui perkembangan ilmu dan ilmuwan yang berpengaruh pada masa dinasti Abbasiyah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Berdirinya bani abbasiyah dikarenakan pada masa pemerintahan Bani Umaiyyah pada khalifah Hisyam ibn abdi al-Malik muncullah kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan bani umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan bani hasyim yang dipelopori keturunan al-Abbas ibn abd al-muthalib. Gerakan ini menghimpun
a. Bani alawiyah pemimpinnya Abu Salamah
b. Bani Abbasiyah pemimpinnya Ibrahim al-AIman
c. Keturunan bangsa Persia pemimpinnya Abu Muslim al-Khurasany, mereka memusatkan kegiatannya di khurasan.
Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari golongan syiah dan kaum mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan bani umayyah. Pada waktu itu ada beberapa factor yang menyebabkan dinasti umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran, akhirnya pada tahun 132 H (750 M) tumbanglah daulah umayyah dengan terbunuhnya khalifah terakhir yaitu Marwan bin Muhammad dan pada tahun itu berdirilah kekuasaan dinasti bani abbas atau khalifah abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw., dinasti abbasiyah didirikan oleh Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H sampai dengan 656 H. selama berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya.
B. Perkembangan Ilmu dan Ilmuwan yang berpengaruh pada masa Dinasti Bani Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang sangat peduli dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan. Upaya ini mendapat tanggapan yang sangat baik dari para ilmuwan. Sebab pemerintahan dinasti abbasiyah telah menyiapkan segalanya untuk kepentingan tersebut. Diantara fasilitas yang diberikan adalah pembangunan pusat-pusat riset dan terjemah seperti baitul hikmah, majelis munadzarah dan pusat-pusat study lainnya.
Bidang-bidang ilmu pengetahuan umum yang berkembang antara lain:
a. Filsafat
Proses penerjemahan yang dilakukan umat Islam pada masa dinasti bani abbasiyah mengalami kemajuan cukup besar. Para penerjemah tidak hanya menerjemahkan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa-bangsa Yunani, Romawi, Persia, Syiuria tetapi juga mencoba mentransfernya ke dalam bentuk pemikiran. Diantara tokoh yang member andil dalam perkembangan ilmu dan filsafat Islam adalah: Al-Kindi, Abu Nasr al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail, al-Ghazali dan Ibnu Rusyd.
b. Ilmu Kalam
Menurut A. Hasimy lahirnya ilmu kalam karena dua factor: pertama, untuk membela Islam dengan bersenjatakan filsafat. Kedua, karena semua masalah termasuk masalah agama telah berkisar dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu. Diantara tokoh ilmu kalam yaitu: wasil bin Atha’, Baqilani, Asy’ary, Ghazali, Sajastani dan lain-lain.
c. Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran merupakan salah satu ilmu yang mengalami perkembangan yang sangat pesat pada masa Bani Abbasiyah pada masa itu telan didirikan apotek pertama di dunia, dan juga telah didirikan sekolah farmasi. Tokoh-tokoh Islam yang terkenal dalam dunia kedokteran antara lain Al-Razi dan Ibnu Sina.
d. Ilmu Kimia
Ilmu kimia juga termasuk salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum muslimin. Dalam bidang ini mereka memperkenalkan eksperimen obyektif. Hal ini merupakan suatu perbaikan yang tegas dari cara spekulasi yang ragu-ragu dari Yunani. Mereka melakukan pemeriksaan dari gejala-gejala dan mengumpulkan kenyataan-kenyataan untuk membuat hipotesa dan untuk mencari kesimpulan-kesimpulan yang benar-benar berdasarkan ilmu pengetahuan diantara tokoh kimia yaitu: Jabir bin Hayyan.
e. Ilmu Hisab
Diantara ilmu yang dikembangkan pada masa pemerintahan abbasiyah adalah ilmu hisab atau matematika. Ilmu ini berkembang karena kebutuhand asar pemerintahan untuk menentukan waktu yang tepat. Dalam setiap pembangunan semua sudut harus dihitung denga tepat, supaya tidak terdapat kesalahan dalam pembangunan gedung-gedung dan sebagainya. Tokohnya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi.
f. Sejarah
Pada masa ini sejarah masih terfokus pada tokoh atau peristiwa tertentu, misalnya sejarah hidup nabi Muhammad. Ilmuwan dalam bidang ini adalah Muhammad bin Sa’ad, Muhammad bin Ishaq
g. Ilmu Bumi
Ahli ilmu bumi pertama adalah Hisyam al-Kalbi, yang terkenal pada abad ke-9 M, khususnya dalam studynya mengenai bidang kawasan arab.
h. Astronomi
Tokoh astronomi Islam pertama adalah Muhammad al-fazani dan dikenal sebagai pembuat astrolob atau alat yang pergunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan pertama di kalangan muslim. Selain al-Fazani banyak ahli astronomi yang bermunculan diantaranya adalah muhammad bin Musa al-Khawarizmi al-Farghani al-Bathiani, al-biruni, Abdurrahman al-Sufi.
Selain ilmu pengetahuan umum dinasti abbasiyah juga memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan antara lain:
a. Ilmu Hadis
Diantara tokoh yang terkenal di bidang ini adalah imam bukhari, hasil karyanya yaitu kitab al-Jami’ al-Shahih al-Bukhari. Imam muslim hasil karyanya yaitukitab al-Jami’ al-shahih al-muslim, ibnu majjah, abu daud, at-tirmidzi dan al-nasa’i.
b. Ilmu Tafsir
Terdapat dua cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Pertama, metode tafsir bil ma’tsur yaitu metode penafsiran oleh sekelompok mufassir dengan cara member penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan penjelasan para sahabat. Kedua, metode tafsir bi al-ra’yi yaitu penafsiran al-Qur’an dengan menggunakan akal lebih banyak dari pada hadits. Diantara tokoh-tokoh mufassir adalah imam al-Thabary, al-sud’a muqatil bin Sulaiman.
c. Ilmu Fiqih
Dalam bidang fiqih para fuqaha’ yang ada pada masa bani abbasiyah mampu menyusun kitab-kitab fiqih terkenal hingga saat ini misalnya, imam Abu Hanifah menyusun kitab musnad al-Imam al-a’dzam atau fiqih al-akbar, imam malik menyusun kitab al-muwatha’, imam syafi’I menyusun kitab al-Umm dan fiqih al-akbar fi al tauhid, imam ibnu hambal menyusun kitab al musnad ahmad bin hambal.
d. Ilmu Tasawuf
Kecenderungan pemikiran yang bersifat filosofi menimbulkan gejolak pemikiran diantara umat islam, sehingga banyak diantara para pemikir muslim mencoba mencari bentuk gerakan lain seperti tasawuf. Tokoh sufi yang terkenal yaitu Imam al-Ghazali diantara karyanya dalam ilmu tasawuf adalah ihya ulum al-din.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Dinasti abbasiyah berkuasa sejak tahun 132 H – 656 H.
Ø Bidang-bidang ilmu pengetahuan umum yang berkembang pada masa dinasti abbasiyah yaitu filsafat, ilmu kalam, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu hisab, sejarah, ilmu bumi dan astronom.
Ø Bidang-bidang ilmu pengetahuan keagamaan berkembang pada masa ini yaitu: ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih, tasawuf.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam penulisan makalah ini. Tak lupa kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan.

DAFTAR PUSTAKA
Murodi. 209. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT. Karya toha Putra
Musyrifah, Sunanto. 2004. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pres